Jumat, 05 Maret 2010

FOTO L.K. ARA BACA PUISI
















































Acara Seminar Pendidikan "Menatap Masa Depan Pendidikan Aceh" di Wisma Antara Jakarta.
Tanggal 10 April 2010























L.K.Ara baca puisi berkolaborasi dengan Hidayah pada Wisuda Univ. Serambi Mekkah di Banda Aceh (2010)












L.K.Ara baca puisi pada Wisuda Univ. Serambi Mekkah di Banda Aceh (2010)













L.K.Ara baca puisi pada Wisuda Univ. Serambi Mekkah di Banda Aceh (2010)












L.K.Ara baca puisi berkolaborasi dengan Hidayah di Teater Utan Kayu (TUK) Jakarta.












L.K.Ara baca Puisi di Tiang Pancang, Banda Aceh












L.K. Ara baca puisi di Taman Sari Banda Aceh












L.K. Ara baca puisi di Taman Sari Banda Aceh

BIOGRAFI SENIMAN





T.S. RATNAWANGSA

T.S. RATNAWANGSA yang mempunyai nama asli T.H.M. Sulaiman Shah, lahir di Sigli tanggal 5 Desember 1945. melalui pendidikan SMA dia maju pesat dalam bidang seni dan budaya. Puisi merupakan karya bisa spontan mengalir dari bibirnya. Karena itu dia pun dikenal sebagai pembaca puisi diberbagai kesempatan dan berbagai kota. Begitulah ketika mengisi acara puisi di Brunai Darussalam dalam pertemuan sastra bertaraf internasional penyair T.S. Ratnawangsa tampil unik. Mengapa? Ketika duet dengan penyair setanah airnya ia memukul perut dengan irama yang khas. Baca puisi berlangsung menarik bahkan memukau.

Setelah acara ada yang bertanya suara apa tadi ? apa suara perut? Dia santai menjawab, seni tradisi kami Seudati selalu menggunakan pukulan diperut bahkan lebih keras dibanding tadi. Jadi rupanya baca puisi tadi berkolaborasi dengan musik tari seudati yakni pukul perut.

Suatu kebiasaan yang khusus dari T.S Ratnawangsa ia jarang menulis puisinya. Namun lebih sering membacanya sekaligus. Bahkan dalam pidato resmi di Universitas Serambi Mekah Banda Aceh penyair yang berambut kribo ini sering menyelipkan puisinya. Dan sudah dapat ditebak setelah selesai berpidato yang diselingi puisi itu, ribuan mahasiswa akan bertepuk tangan. Selain menulis puisi dia juga pemimpin sanggar tari. Beban yang lebih berat lagi dipikul oleh tokoh ini adalah memimpin Universitas Serambi Mekah Banda Aceh, yang diperjuangkan dengan gigih.


T.S. RATNAWANGSA

PERDAMAIAN


Ketika para pejuang memikul bedil
Bambu runcing, tombak dan kelewang
Seraya pekikan merdeka dimana-mana
Itu terjadi ratusan tahun lamanya
Keringat,air mata dan darah
Bagaikan danau yang bergolak
Itulah harga sebuah kemerdekaan
Indonesiaku yang tak ternilai

Ketika anggota PPKI ber-sila
Pada tahun 1945 di Jakarta
Dan pada tanggal 17 Agustus tahun itu
Berhasil mengantar Indonesia
Ke pintu gerbang kemerdekaan
Betapa hati seluruh Rakyat Indonesia
Sejuk, bahagia bercampur bangga
Karena NKRI telah lahir
Dan itu bukan sebuah hadiah
Tetapi dari hasil perjuangan
Yang direbut dalam lautan darah.

Hingga hari ini Indonesiaku berdiri kokoh
Dalam lambaian Ibu Pertiwi
Kursi Presiden pun silih berganti
sebagai nakhkoda Bangsa ku
Indonesia

Pada saat ini, bersama kita semua
Telah terhimpun dan sekata
Para Tokoh, Cendikiawan dan Budayawan
Mewakili seluruh Rakyat Aceh
Membawa sebuah Sampena
Sebuah cendera-mata

Adakah sebuah kursi PERDAMAIAN
Yang didalamnya, terkandung kasih sayang
Dan ketika paduka Tuan ber-sila
Acehpun terbayang dan terkenang
Sepanjang hayat dikandung badan

Wahai Bapak Presiden
Dibawah telapak tanganmu
Dibawah kelopak matamu
230 juta Rakyat Indonesia berdaulat
Menunggu Indonesia bersenandung lagu kemakmuran
Nyanyian kebahagiaan
Kesejahteraan, dan senyuman
Bagi rakyatmu Indonesia
Damailah bangsaku
Dibawah kibaran Sangsaka Merah Putih
Sampai akhir dunia nanti

Banda Aceh, 21 Oktober 2009







HIDAYAH

Hidayah lahir di Simpang Kelaping pada tahun 1963. nama ayahnya Amat Banta dan ibu Aisyah. Sejak sekolah di PGAN, ia sudah aktif mengikuti group kesenian sekolah dan tampil dalam tari-tarian daerah. Pernah tampil mengisi acara kesenian pada Pertemuan Sastrawan Nusantara di Brunei Darussalam. Kemudian Hidayah diundang mengajar kasidah di Brunei Darussalam.

Dikalangan seniman Gayo, Hidayah dikenal sebagai penyanyi se-angkatan dengan biduan Ramlah. Sebagai penyanyi tradisi Gayo dia lebih dikenal sebagai murid seniman besar To’et. Pernah tampil bersama To’et didepan mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (GusDur). Di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Hidayah pernah tampil berdendang berkolaborasi dengan baca puisi penyair L.K. Ara.



YUN CASALONA

Bernama asli yun enizas ini lahir 3 agustus1964 di meulaboh. Ia lebih menonjol sebagai pekerja teater bersama teater kuala banda aceh. Di samping juga sebagai seniman “ dabus”. Yun pernah tampil memukau mempertunjukkan kebolehannya dalam seni “ potong dan tusuk tubuh “ (dabus) di alor setar- kedah Malaysia tahun 2002 lalu. Ia menulis naskah teater dan sinetron dan sering menjadi pemain sekaligus sutradara di tvri daerah aceh, sedang antoloji puisi dan cerpennya “bunga matahari” di terbitkan yayasan buana banda aceh, juga ikut dalam antologi sastra “seulawah” dan “ziarah ombak”. Mantan wakil ketua II Dewan Kesenian Aceh (DKA – 2000-2004) ini terus aktif berteater sampai kini.



ROSNI IDHAM

ROSNI IDHAM lahir di desa Sawang Manee, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, 6 Maret 1953. Mulai menulis puisi, cerpen, cerita anak dan essay sejak tahun 1978. Karya-karya Rosni Idham dimuat di berbagai media masa terbitan Aceh, Medan, Jakarta dan Malaysia. Selain menerbitkan Antologi Puisi tungglnya “ Sawang Manee Erat Sekejab “ puisi-puisinya juga terangkum dalam Kumpulan puisi bersama, seperti : Kande (1982), Kemah Seniman Aceh (1990), Nafas Tanah Rencong (1990), Titian Laut II (1991), Antologi Penyair Aceh (1992), Nuansa Pantai Barat (1993), Puisi Indonesia (1995), Seulawah (1995), Musim Bermula (2001), Kemilau Musim (2002), Dalam Beku Waktu (2002), Aceh Dalam Puisi (2003),Pesona Gemilang Musim (2004), Ziarah Ombak (2005), Tsunami Note Book (2005), Penyair Nusantara Menyulam Bintang (2006), Lampion(2007), Leksikon Sastra Aceh (2007), Ensiklopedi Aceh (2008) dan Krueng Aceh (2009). Rosni Idham pernah mengabdi sebagai Pegawai Negeri selama 20 tahun , lalu memilih pensiun dini, aktif di berbagai organisasi. Di dunia politik, dua kali mengantarkan Rosni Idham duduk di kursi DPRD Kabupaten Aceh Barat dan ikut sebagai kandidat Wakil Bupati Aceh Barat dalam Pilkadasung 2006. sebagai pegiat sastra, Pemda Aceh memberikan Anugerah Sastra Sara Kata tahun 2008. Pada saat Aceh dilanda konflik, Rosni Idham tidak pernah berhenti mempromosikan Damai, Pasca Tsunami Aceh Desember 2004, Rosni mempekerjakan 1000 perempuan korban tsunami melalui program Cash for Work. Rosni Idham juga tercatat sebagai Perempuan Penerima Anugerah Aceh Peace Award katagori Promotif dari Pemda Aceh pada Desember 2008. Ia mengaku telah membacakan puisi di 12 provinsi dan 6 negara. Ia pun tidak pernah berhenti terus bergiat dalam berbagai organisasi, sambil menjalankan dunia usaha yang ditekuninya.



HERMAN RN

Herman RN lahir tgl 20 April 1983 di Ujung Pasir, Kluet Selatan, Aceh Selatan. Ia adalah alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID) FKIP Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

Hampir setiap dongeng yang didengarnya dari neneknya, ia tuliskan kembali di buku sekolahnya. Saat kecil, dia juga suka membaca. Setiap membaca karya sastra, sering timbul hasrat di hatinya untuk menjadi penulis buku.

Dia telah berkecimpung dalam dunia tulis-menulis saat di bangku kuliah, tepatnya setelah tsunami melanda Aceh, 26 Desember 2004. Untuk memperdalam tulisannya, dia bergabung bersama Komunitas Tikar Pandan dalam program Sekolah Menulis "Dokarim". Sebulan mengikuti sekolah menulis Dokarim, Herman mencoba mengirimkan karyanya ke harian lokal. Ketika itu, cerpen perdananya "Prahara di Musim Depik" dimuat harian Aceh Kita. Pada bulan ke dua mengikuti sekolah menulis, opininya "Dalam Bincang Budaya (Kesenian) Aceh" dimuat pula di Serambi Indonesia. Sejak saat itu, esai dan opininya dimuat di media surat kabar di Aceh.

Ketika belajar Sekolah Dokarim, Herman mencoba mengikuti lomba cipta cerpen pemuda tingkat nasional yang diadakan oleh CWI dan Deputi Kementerian Pemuda dan Olahraga RI tahun 2005. Ternyata hasilnya di luar dugaan. Dia berhasil memboyong piagam penghargaan sebagai juara III sekaligus diundang dalam workshop menulis kreatif di Jakarta. Cerpennya tersebut berjudul "Abu Nipah" yang dibukukan dalam La Runduma (CWI 2005). Kemudian, pada awal 2006, naskah cerita anaknya memperolah juara III se-Aceh.

Dia pernah bergabung dalam kesenian tutur PMTOH Aceh Modern, sebuah kelompok tutur kata hikayat yang digagas oleh Komunitas Tikar Pandan. Selama menjadi tukang cerita PMTOH, Herman sudah beberapa kali memainkan hikayat yang dikarangnya secara spontan di berbagai even. Bersama kelompok "Penutur Tujuh TV Eng Ong", dia mengunjungi barak-barak pengungsian Banda Aceh dan Aceh Besar memainkan cerita Kota Mahilaropyam (2005). Kemudian, pada Maret-April 2006 membawa hikayat perdamaian keliling Aceh bersama Agus Nur Amal, Muda Balia, Apa Kaoy, Udin Pelor, Dedi Besi, dan Todhax.
Karya-karyanya antara lain terkumpul dalam Sepuluh Cermin Merah (essai, 2007)), Kitab Mimpi (Puisi, 2007), Geulanggang Radio (Naskah Drama Radio, 2007), Meusyen (Cerpen, 2007). Bukunya cerita anak "Indahnya Nikmat Tuhan" (Lapena, 2006). Karya-karyanya juga dimuat di Republika Serambi Indonesia, Harian Aceh, Harian Analisa, Koran Aceh Kita, Rakyat Aceh, Majalah Aceh Magazine, Majalah Gong, Tablodi Kontras, bulletin kampus--Detak Unsyiah dan Cakra.

Beberapa prestasi lainnya di antaranya juara I lomba baca puisi tingkat mahasiswa yang diadakan oleh LDK Al-Mudarris FKIP Unsyiah, juara II baca puisi Pekan Seni Mahasiswa Indonesia (Peksimi) tingkat Unsyiah (2004), harapan I menulis cerita rakyat tingkat nasional oleh Pusat Bahasa Jakarta (2006), juara I menulis cerita rakyat se-Aceh versi Dinas Kebudayaan Aceh (2006). Selanjutnya, pada tahun 2008, Herman kembali mengikuti lomba menulis cerita rakyat tingkat nasional yang diadakan oleh Pusat Bahasa Jakarta. Karyanya, "Putri Babi" mendapat juara III.
Saat ini, Herman tercatat sebagai editor berita (redaktur) di Harian Aceh. Dia juga dipercayakan menjadi pengelola media adat "tuhoe"- sebuah buletin yang diterbitkan oleh Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh. Selama bergabung di JKMA Aceh (2007), dia juga dipercayakan menjadi editor buku Umar Emtas, "Peradaban Aceh (Tamdun) II".

Di samping itu, editor buku "Anti-Tokoh" (Aneuekmulieng Publishing, 2007) ini juga pernah dipercayakan menjadi fasilitator dan pemateri di beberapa kegiatan sastra dan kepenulisan. Di antaranya, fasilitator pelatihan menulis untuk umum di Suramoe Teumuleh—program Katahati Institute (2007), pemateri tamu di sekolah menulis Dokarim untuk angkatan 2007, pemateri/fasilitator dalam kegiatan Sanggar Sastra untuk siswa dan guru Bahasa Indonesia yang diadakan oleh Balai Bahasa Banda Aceh (2007).
Dalam dunia akting, Herman bergiat di Teater Nol dan Gelanggang Mahasiswa Sastra Indonesia (Gemasastrin) Unsyiah. Beberapa kali sudah melakukan pementasan teater dan pada tahun 2004 ikut serta dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) VII di Lampung. Dia juga pernah main sinetron Dalam Dekapan-Mu (TPI, 2005) dan iklan layanan masyarakat di TVRI Aceh. Juga tampil menjadi pembicara tentang "Seni Tutur dan Cerita Rakyat" di Aceh Tivi (2008).
Berikut ini sebuah puisi Herman RN,

ZIKIR LAUT
Gemuruhku di tengah sana adalah kumandang zikir
puja kebesaran pencipta
deru angin jadi tahlil dan tahmidh
disetiap lidahku yang berlari
mengeja firman Tuhan dari tengah ke tepi
ke tengah lagi
buih itu pertanda aku tak bosan zikir
begitu putih dan suci bukan?
Dengarlah hempasan ombak
itu zikirku
simaklah gemiricik buih di bibir pantai
itu tahlilku
zikirku telah sampai ke sebagian Sumatra
aku telah berikan lidahku yang suci
biar semua tahu aku berzikir
zikir laut zikir lumut zikir maut
lalu aku kembali ke asal
beri kabar pada ikan dan karang
pada bunga dan rumput laut
pada intan dan permata
tentang kabar di darat sana
aku laut masih berzikir di deru angin
simaklah hempasan gelombang
itu zikirku
Allahu…Allahu…Allahu…
dengarlah kabar bayu dari seberangku
mungkin nanti zikirku singgah di negerimu
Ulee Lheu, Januari 2006



ARAFAT NUR

ARAFAT NUR Lahir di Lubuk Pakam (Deli Serdang – Sumut). 22 desember 1974, berdarah Aceh asli. Arafat besar dan menempuh pendidikan di Aceh. Pernah jadi tenaga pengajar didayah Babussalam (1992-1999) dan menjadi pegawai honorer SMU Meureudu- Aceh Pidie (1994-1999). Lalu pindah ke Lhokseumawe bekerja sebagai jurnalis. Dia dipercaya sebagai ketua divisi sastra pada yayasan komunitas ranub aceh (kra). Menulis puisi, cerpen dan artikel di berbagai media massa. Ia pernah mengikuti pertemuan sastrawan se-Sumatera yang di selenggarakan DKA/Lempa di Banda Aceh (1999). Pernah mendapatkan hadiah terbaik lomba penulisan cerpen Taman Budaya Aceh (1999), harapan I lomba cerpen telkom online 2005 menyambut hari Kartini, juara III nasional lomba penulisan novel forum lingkar pena (2005). Puisinya ikut dalam antologi “Keranda-keranda” (dkb,2000), “Aceh dalam puisi” (assy-syaamil,2003), “Mahaduka Aceh” (pds-hb.jassin,2005), “Lagu Kelu” (asa-jan tokyo,2005) sedang cerpennya di muat dalam antologi cerpen “Remuk” (dkb,2000). Novelnya yang telah terbit adalah “Meutia lon sayang” (dar! Mizan,2005), “Cinta mahasunyi” (dar! Mizan,2005) dan “Percikan darah di bunga” (zikrul hakim,2005). Beberapa novel lainnya sedang dalam proses penerbitan

PANTUN GAYO

1. Kolak-kolak ulung ni bayur
Ulung ni bayur ijo semelah
Bier jarak semelah ni baur
Ike ara umur mudemu turah

2. Patal terlis i tuhi uren
Aku gere rejen bertudung tetemi
Bier merelis nyawa ari beden
Aku gere rejen ubah janyi

3. Ukir ni tape mampat ni sentong
Unik mudengong munaso madu
Kamang ni tumpit nume gegoyong
Kurawom songong berjunte aku

4. Uluh kawen selenya tangan
Uluh biang penggure e
Bebere kampong bereder bengkuang
Kepies kemang teniro ne

5. Mampat-mampat bunge ni pingen
Kite engon sebelum luntur
Sentan muloi berlepingen
Pingen ringen muet rabul

6. Mampat-mampat tengah mude beden
Gelah ku Tuhen kite bersukur
Ke muloi sesara kase timul ni uwen
Enguk i perinen penanti pintu kubur

7. kesediken olok aku terih
Orop enti waih mukale kin iken
Nge ku betih muteger pedih
Lagu bunge ni bertih meh bersempuren


8. kolak-kolak lumu keladi
Kin balutni ragi agih-agihe
Cabak-cabak kujema dagi
Nge jep sagi teles parute

9. kedidi atas ni atang
Sesubang atasni sange
Nge roa lo ate gere senang
Gere mera mis mataku nome

10. Isi die nangka si gere mugetah
Kecuali birah urum keladi
Isi die umet si gere musalah
Terkecuali rasul urum nabi